Pada hari pertama kita praktikum kita mengenal lebih dekat dengan software MATLAB, dengan software ini kita dapat melakukan komputasi maupun membuat sebuah program untuk memecahkan masalah matematika. Dengan menggunakan MATLAB dengan catatan tahu cara menggunakannya untuk melakukan tugas-tugas komputasi akan lebih cepat dibandingkan dengan menggunakan bahasa pemrograman seperti C, C++ dan fortran.
Pada pengenalan pertama kita mengenal tampilan pertama pada saat program MATLAB terbuka yaitu ada command window adalah kolom untuk menuliskan code perintah yang dimengerti oleh MATLAB, current folder yaitu untuk mengetahui di folder mana kita bekerja, command history adalah untuk mengetahui perintah apa saja yang telah kita ketikkan di command window.
Setelah mengetahui tampilannya kita mencoba untuk membuat variabel dan melakukan beberapa operasi aritmatika, misalnya penjumalahan.
Kita membuat sebuah variabel misalnya adalah variabel A dan B.
A= 1
B= 3
Kita menjumlah isi variabel A dan B dan di simpan di C command-nya sebagai berikut
C=A+B
Hasilnya adalah seperti di bawah iniC=A+B C = 4 |
Jika kita tidak
membuat sebuah variabel untuk menyimpan dari hasil penjumlahan tersebut maka
akan terdapat tulisan ans kependekan dari answer.
>> A+B
ans =
4
|
MATLAB itu
singkatan dari matrix laboratory. Untuk membuat array atau matrix adalah
sebagai berikut:
Sama seperti
sebelumnya kita membuat variabel kemudian kita beri nilai
A = [1 2 3 4] atau A = [1,2,3,4]
Di atas adalah
code untuk membentuk matrix berordo 1 x 3, 1 menunjukkan baris dan 3
menunjukkan kolom. Untuk menambahkan baris kita hanya perlu menambahkan semicolon atau tanda (;) contohnya
seperti berikut
A = [1 2 3 4;5 6 7 8] atau A =
[1,2,3,4;5,6,7,8]
Jadinya akan
seperti berikut
>>
A=[1,2,3,4;5,6,7,8]
A =
1
2 3 4
5
6 7 8
|
Di MATLAB juga
terdapat beberapa fungsi dasar untuk matrix misalnya, sum untuk menjumlah, transpose,
diag, magic, ones, zeros dll
Fungsi magic
digunakan untuk membuat matrix persegi ajaib dimana jika baris dijumlahkan akan
sama dengan hasil penjumlahan kolom serta sama dengan hasil penjumlahan
diagonalnya. Contohnya seperti berikut
>> B = magic(4)
B =
16 2
3 13
5 11
10 8
9 7
6 12
4 14
15 1
|
Diatas merupakan
contoh yang matrix 4x4, untuk membuat kolom dan barisnya lebih banyak kita
tinggal mengubah parameter fungsi yang semula magic (4) menjadi magic
(n) dengan n bilangan bulat. Contoh
>> Z = magic (5)
Z =
17
24 1 8
15
23
5 7 14
16
4
6 13 20
22
10
12 19 21
3
11
18 25 2
9
|
Setelah fungsi magic ada juga fungsi zeros dan ones, zeros digunakan untuk membuat matrix
yang bernilai 0 semua. Sedangkan ones digunakan untuk membuat matrix yang bernilai 1 semua. Untuk lebih
jelasnya di bawah ini adalah contoh code command-nya dan hasilnya.
>> c = ones(3,4)
c =
1 1
1 1
1
1 1 1
1
1 1 1
|
Ones (3,4) berarti matrix yang akan
dihasilkan adalah berordo 3x4 3 (baris dan 4 kolom).
>> C= zeros (3,4)
C =
0
0 0 0
0
0 0 0
0
0 0 0
|
Caranya untuk
yang zeros
sama dengan fungsi ones contohnya di atas.
Selain fungsi di
atas juga masih ada sum, sum digunakan untuk menjumlah kolom, baris ataupun
diagonal matrix. Caranya juga sama dengan mengetikkan sum(parameternya)
contohnya adalah sebagai berikut
Misalnya kita
mempunyai matrix A dengan ordo 2x4 seperti berikut
>> A = [1 2 3 4; 5 6 7 8]
A =
1
2 3 4
5
6 7 8
|
Kemudian kita
mencoba menggunakan fungsi sum dengan cara sum(A) hasilnya adalah
dibawah ini
>> B=sum(A)
B =
6
8 10 12
|
kita juga dapat
membuat transpose matrix dengan cara memberi tanda ( ‘ ) pada variabel
centohnya.
>> b = A'
b =
1
5
2
6
3
7
4
8
|
Ada fungsi diag
untuk mengetahui diagonal dari sebuah matrix seperti contoh berikut. Kita punya
matrix persegi berikut
>> A=[1:4;5:8;9:12;13:16]
A =
1
2 3 4
5
6 7 8
9
10 11 12
13
14 15 16
|
Kita cari
diagonalnya dengan cara menggunakan fungsi diag(A) hasilnya seperti berikut
>> diag(A)
ans =
1
6
11
16
|
Untuk
menjumlahkan diagonal tersebut dapat menggunakan sum, dengan cara sum(diag(A)
hasilnya berikut ini
>> sum(diag(A))
ans =
34
|
Selain
fungsi-fungsi tersebut terdapat fungsi penjumlahan matrix, pembagian matrix,
pengurangan, dan perkalian matrix.
Yang pertama
yaitu penjumlahan matrix, syarat dari penjumlahan matrix itu sendiri adalah
kedua matrix tersebut memiliki ordo yang sama contoh matrix berordo 2x3 dijumlahkan
dengan ordo 2x3. Tanda operatornya adalah (+) contohnya seperti berikut
>> A = [1 2 3;4 5 6]
A =
1
2 3
4
5 6
|
Dijumlahkan dengan
|
>> B = ones(2,3)
B =
1
1 1
1
1 1
|
Hasilnya adalah
seperti berikut
>> C= A+B
C =
2
3 4
5
6 7
|
Yang kedua
adalah pengurangan, konsepnya sama dengan penjumlahan yang membedakan adalah
tanda operatornya yakni menggunakan (-)
>> A = [1 2 3;4 5 6]
A =
1
2 3
4
5 6
|
Dikuranghkan dengan
|
>> B = ones(2,3)
B =
1
1 1
1
1 1
|
Hasilnya seperti
berikut ini
>> C=A-B
C =
0
1 2
3
4 5
|
Yang ketiga
adalah pembagian. Terdapat 2 tanda yakni slash (/) dan back slash (\) gunanya
adalah sama yang mebedakan adalah jika menggunakan slash yang membagi adalah
sebelah kanan sedangkan jika menggunakan back slash pembaginya sebelah kiri.
Contoh :
C= A/2 dengan
C=2\A hasilnya sama saja
>> C=A/2
C =
0.5000
1.0000 1.5000
2.0000
2.5000 3.0000
|
>> C=2\A
C =
0.5000
1.0000 1.5000
2.0000
2.5000 3.0000
|
Yang ke empat
adalah perkalian. Syaratnya adalah berordo berbeda jika berordo sama tidak
dapat dikalikan. Contoh :
>> A= [1 2 3; 4 5 6]
A =
1
2 3
4 5 6
|
Dijumlahkan dengan
|
>> B= ones (3,2)
B =
1
1
1
1
1
1
|
Hasilnya :
>> A*B
ans =
6
6
15
15
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar